Pada saat browsing kesini dan kesana, penulis menemukan
sebuah artikel dengan judul “Kenya to
produce diesel fuel from jatropha tree”. Artikel yang sudah diterbitkan
pada bulan Agustus 2008 ini menjelaskan banwa Kenya mendaftarkan diri sebagai
salah satu negara yang juga akan melakukan proyek jatropha. Selain Kenya sebenarnya
masih banyak negara lainnya yang juga mendaftar.
Proyek jatropha
ini merupakan proyek yang menggunakan minyak biji tanaman jatropha sebagai pengganti bahan bakar. Tapi tanaman ini merupakan
tanaman yang hanya bisa ditemukan di Amerika Selatan. Sehingga hanya
negara-negara yang memiliki kesamaan iklim dan tanah yang bisa menerapkannya.
Faith Odongo, salah satu pejabat senior di Departemen Energi
Kenya memberitahukan bahwa tes awal
menunjukan pohon jatropha bisa tumbuh
dan berbuah di Kenya. Percobaan menanam ini dilakukan pada lahan 5000 hektar
yang memang sengaja disisihkan untuk membudidayakan pohon ini; dengan harapan 4
tahun lagi pohon –pohon ini akan membantu mengurangi impor bahan bakar fosil dari
distributor solar luar negeri setidaknya 5%.
Pada tahun yang sama (2008) dimana Kenya memutuskan untuk
menjalanin projek jatropha, salah
satu maskapai penerbangan terkenal bernama Air New Zealand melakukan uji
terbang dengan menggunakan campuran 50% bahan bakar jatropha dan 50% bahan bakar jet A-1.
Pada tahun berikutnya atau tepatnya pada tanggal 7 Januari
2009, Continental Airlines berhasil menyelesaikan uji terbang dari Houston
(Texas) dengan menggunakan 50% bahan bakar jatropha
/ alga dan 50% bahan bakar jet A-1. Uji terbang ini dilakukan selama kurang
lebih 2 jam.
Pada tahun 2010, muncul permasalahan di Kenya dimana Kenya
mulai bergantung pada minyak jatropha
sedangkan pohon jatropha ternyata
bisa mengancam kekayaan hayati Kenya. Diketahui dari beberapa penelitian bahwa
pohon jatropha bisa menghambat
penyerapan air teruatam di daerah khusus resapan air.
Biarpun sudah diketahui tentang dampak pohon jatropha. Masih banyak distributor solar
bio yang masih mengujicoba bahan bakar baru ini.
Pada tahun 2011, Interjet
berhasil menyelesaikan percobaan penerbangan dengan menggunakan Airbus A320.
Pada Airbus A320, bahan bakar yang digunakan adalah 70% Jet dan 30% jatropha. Bahan bakar jatropha ini di dapat dari 3 distributor solar bio Meksiko.
Pada tahun yang sama dengan percobaan yang dilakukan
Interjet, maskapai Cina berhasil melakukan percobaan uji coba terbang dengan
menggunakan 50% Jet dan 50% jatropha .
Jatropha didapat dari distributor
solar bio, China National Petroleum Corp.
Melihat berbagai pengujian yang berhasil, tidak akan lama
lagi bermunculan distributor solar jatropha
di berbagai negara. Apalagi bahan bakar jenis ini bisa digunakan untuk pesawat.
Mungkin juga bakal bermunculan berbagai
distributor solar bio lain selain jatropha
yang lebih aman.
Sudah beberapa tahun ini, beberapa perusahaan Indonesia sudah mulai mengembangkan dan menguji bahan bakar ini. Salah satu perusahaan Indonesia yang menjalankan bisnis ini adalah PT. Kreatif Energi Indonesia. Semoga dengan perkembangan ini mendorong Indonesia untuk semakin maju dan bisa menghasilkan bahan bakar sendiri. –hm-
Sudah beberapa tahun ini, beberapa perusahaan Indonesia sudah mulai mengembangkan dan menguji bahan bakar ini. Salah satu perusahaan Indonesia yang menjalankan bisnis ini adalah PT. Kreatif Energi Indonesia. Semoga dengan perkembangan ini mendorong Indonesia untuk semakin maju dan bisa menghasilkan bahan bakar sendiri. –hm-
0 komentar :
Posting Komentar